Perubahan-perubahan yang sangat cepat terjadi di dunia dimana kita hidup saat ini yang membawa banyak dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga menuntut untuk segera dilakukan rehabilitasi jika kita masih ingin dapat hidup di bumi ini. Di dalam topik restorasi ekologi, salah satu unsur penyusun utamanya adalah ide tentang resiliensi ekosistem yang melihat resiliensi sebagai kunci menuju sustainability.
Ada dua mainstreams tentang definisi resiliensi. Yang pertama lebih menekankan pada aspek teknis seperti gaya inersia atau kelembaman serta plastisitas. Sedangkan dari sudut pandang yang kedua yang lebih melihat dari aspek ekosistem, resiliensi pada dasarnya didefinisikan sebagai kapasitas suatu ekosistem untuk bertahan dari suatu gangguan dan kemudian memulihkan kembali fungsi-fungsi dasar pentingnya. Kita semua hidup di dalam suatu system; manusia dan alam yang satu sama lain saling terhubung. Ini adalah suatu sistem yang kompleks dan adaptif dimana semuanya tidak berjalan secara liniear dan mudah untuk diprediksi, akan tetapi penuh dengan ketidakpastian yang dapat membawa kita ke banyak kondisi (states) yang berbeda di masa depan. Konsep ini disebut juga alternative stable states. Di dalam konsep ini dijelaskan bahwa di alam ini ada banyak kondisi alternatif di masa depan yang berbeda-beda yang terjadi ketika kita telah melewati apa yang disebut dengan thresholds atau batas antara kondisi yang satu dengan kondisi berikutnya. Ketika kita telah melewati thresholds dan berada pada kondisi baru yang undesireable maka akan sulit untuk dapat kembali ke kondisi sebelumnya dimana kondisinya lebih desireable. Seperti diilustrasikan pada gambar di atas. Sustainability pada dasarnya adalah bagaimana kita sadar akan keberadaan dan letak thresholds2 ini dan mampu untuk me-manage system yang ada untuk tidak melewati thresholds atau bila sudah terlewati adalah bagaimana kita dapat me-reverse atau beradaptasi dengan states yang baru. Konsep resilensi memang banyak menawarkan ide-ide yang membuka banyak kesempatan untuk melakukan penelitain yang lebih mendalam lagi tentangnya. Salah satu pertanyaan besar yang ingin dijawab oleh para ilmuwan yang menekuni bidang ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pengukuran terhadap resiliensi suatu ekosistem? Bagaimana kita dapat memprediksikan suatu alternative stable states dan bagaimana kita dapat mengukur dan mengetahui sejauh mana posisi kita dari thresholds?
Ada dua mainstreams tentang definisi resiliensi. Yang pertama lebih menekankan pada aspek teknis seperti gaya inersia atau kelembaman serta plastisitas. Sedangkan dari sudut pandang yang kedua yang lebih melihat dari aspek ekosistem, resiliensi pada dasarnya didefinisikan sebagai kapasitas suatu ekosistem untuk bertahan dari suatu gangguan dan kemudian memulihkan kembali fungsi-fungsi dasar pentingnya. Kita semua hidup di dalam suatu system; manusia dan alam yang satu sama lain saling terhubung. Ini adalah suatu sistem yang kompleks dan adaptif dimana semuanya tidak berjalan secara liniear dan mudah untuk diprediksi, akan tetapi penuh dengan ketidakpastian yang dapat membawa kita ke banyak kondisi (states) yang berbeda di masa depan. Konsep ini disebut juga alternative stable states. Di dalam konsep ini dijelaskan bahwa di alam ini ada banyak kondisi alternatif di masa depan yang berbeda-beda yang terjadi ketika kita telah melewati apa yang disebut dengan thresholds atau batas antara kondisi yang satu dengan kondisi berikutnya. Ketika kita telah melewati thresholds dan berada pada kondisi baru yang undesireable maka akan sulit untuk dapat kembali ke kondisi sebelumnya dimana kondisinya lebih desireable. Seperti diilustrasikan pada gambar di atas. Sustainability pada dasarnya adalah bagaimana kita sadar akan keberadaan dan letak thresholds2 ini dan mampu untuk me-manage system yang ada untuk tidak melewati thresholds atau bila sudah terlewati adalah bagaimana kita dapat me-reverse atau beradaptasi dengan states yang baru. Konsep resilensi memang banyak menawarkan ide-ide yang membuka banyak kesempatan untuk melakukan penelitain yang lebih mendalam lagi tentangnya. Salah satu pertanyaan besar yang ingin dijawab oleh para ilmuwan yang menekuni bidang ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pengukuran terhadap resiliensi suatu ekosistem? Bagaimana kita dapat memprediksikan suatu alternative stable states dan bagaimana kita dapat mengukur dan mengetahui sejauh mana posisi kita dari thresholds?
No comments:
Post a Comment